Pencarian Artikel Kesehatan
Home > Usus Besar > Obesitas Tingkatkan Resiko Kanker Usus Besar
Obesitas Tingkatkan Resiko Kanker Usus Besar
Posted on Kamis, 19 Januari 2012 by admin
Telah lama diketahui bahwa obesitas bisa menjadi penyebab beberapa penyakit, mulai dari diabetes sampai tekanan darah tinggi. Kali ini ilmuwan mencoba mengakitkan hubungan antara obesitas dengan penyakit kanker, khususnya kanker kolon.
Menurut para ahli di Eropa, seseorang yang mengalami kegemukan atau obesitas, bisa memiliki resiko tinggi terhadap penyakit kanker kolon atau usus besar.
Studi ini melibatkan lebih dari 120.000 orang berusia tengah baya dengan berat badan yang berbeda-beda. Penelitian itu sendiri dilakukan selama kurang lebih 16 tahun. Selama penelitian tersebut, sebanyak 2% partisipan diketahui menderita kanker kolon.
Dari studi ilmiah ini juga diketahui bahwa mereka yang mengalami obesitas, memiliki resiko 25% lebih tinggi terhadap kanker usus besar bila dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal.
“Studi ini memberikan bukti kuat bahwa kelebihan lemak tubuh dapat meningkatkan resiko kanker kolorektal,” kata seorang peneliti bernama Laura Hughes seperti dikutip Sidomi News dari Reuters.
Untuk menghindari hal ini, para ahli menyarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat. Mereka merekomendasikan untuk sering-sering beraktivitas atau berolahraga. Salah satu aktivitas sederhana yang bisa menurunkan resiko kanker adalah berjalan cepat selama 30 menit setiap harinya. Hal ini juga dipercaya bisa membakar lemak dalam tubuh yang menjadi penyebab utama obesitas.
Faktor lain yang berhubungan dengan resiko kanker kolorektal adalah faktor usia, punya riwayat penyakit Crohn dan kolitis (inflamasi atau peradangan usus), keluarga memiliki riwayat penyakit kanker, maupun kebiasaan-kebiasaan buruk seperti merokok. Semua faktor-faktor ini bisa memberikan resiko lebih tinggi terhadap kanker usus besar.
Category Article Info Sehat, Kanker, Kesehatan, Masalah Wanita, Payudara, Tips, Tips Kesehatan, Tips Sehat, Usus, Usus Besar
Diberdayakan oleh Blogger.
Label
- Amenore (1)
- Anak-Anak (24)
- Asam Urat (1)
- Asma (6)
- Autisme (2)
- Batuk (2)
- Broncitis (2)
- Diabetes (3)
- Diare (1)
- Diet (7)
- Gigi (3)
- Ginjal (1)
- Haid (1)
- Hati (1)
- Info Sehat (152)
- Jantung (18)
- Kanker (17)
- Katarak (2)
- Kesehatan (149)
- Kista (1)
- Kulit (2)
- Manfaat (58)
- Masalah Anak (17)
- Masalah Pria (30)
- Masalah Wanita (64)
- Mata (1)
- Payudara (17)
- Penis (1)
- Penyakit (83)
- penyakit Dalam (19)
- Pneumonia (1)
- Pria (29)
- Prospat (5)
- Seks (1)
- Stroke (1)
- Tekanan Darah Tinggi (3)
- Tips (145)
- Tips Kesehatan (158)
- Tips Sehat (164)
- Usus (1)
- Usus Besar (1)
- Wanita (56)
Artikel Terfavorit
-
Miksi adalah proses pengeluaran urine. Urine dari ureter secara konstan masuk ke dalam kandung kemih. Ketika terdapat 200 sampai 300 ml uri...
-
Sistem sirkulasi memiliki 3 komponen: Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul g...
-
DEFINISI Hydrocele adalah penumpukan cairan pada selaput yang melindungi testis atau testes. PENYEBAB Hydrocele bisa ada ketika lahir a...
-
Amankah Makanan yang Kita Santap? Sering kali, banyak di antara kita mengabaikan bahaya dari makanan yang disantap. Namun, setiap tahun, b...
-
DEFINISI Massa Skrotum adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang bisa dirasakan di dalam skrotum (kantung zakar). Massa skrotum yang...
-
Hipoglikemia paling sering ditemukan pada penderita diabetes dibandingkan karena penyebab nondiabetes. Faktor pencetus hipoglikemia pada pen...