Pencarian Artikel Kesehatan
Home > Tips Sehat > Latihan Keras Mungkin Aman Bagi Pasien Jantung
Latihan Keras Mungkin Aman Bagi Pasien Jantung
Posted on Jumat, 07 September 2012 by admin
Latihan intensitas sedang sering dianjurkan bagi pasien yang memulihkan
diri dari penyakit atau operasi jantung. Namun menurut kajian riset yang
dimuat jurnal Circulation, bila latihan ini ditingkatkan ke level yang lebih tinggi masih relatif aman bagi pasien jantung.
“Hasil studi terkini mengindikasikan bahwa risiko terjadinya serangan jantung tetap rendah, baik setelah menjalani latihan intensitas tinggi maupun sedang,” ungkap Oelvind Rognmo ketua peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia.
Rognmo menyatakan, ada banyak bukti yang menyatakan semakin keras berlatih, makin banyak manfaatnya bagi fungsi kardiovaskular. Tim yang dipimpin Rognmo ingin melihat apakah pasien penyakit jantung memeroleh manfaat dari latihan intensitas tinggi. Meski begitu, perlu menjadi perhatian bagi pasien penyakit jantung bahwa semakin besar tenaga yang dikeluarkan dapat meningkatkan resiko kerusakan jantung.
Rognmo dan rekan-rekannya melacak 4.846 pasien di pusat rehabilitasi jantung di Norwegia yang menjalani latihan aerobik lebih dari 170.000 jam. Lebih dari 129.450 jam dihabiskan untuk latihan dengan intensitas sedang dan sisanya dengan latihan intensitas tinggi. Semua pasien orang dalam studi tersebut ikut serta pada kedua jenis latihan tersebut.
Latihan berintensitas sedang termasuk di antaranya satu jam berjalan atau latihan lainnya yang memacu 60 hingga 70 persen denyut jantung maksimal perserta. Sedangkan dalam intensitas tinggi, peserta berlatih dengan interval empat menit yang berulang, dengan pilihan latihan yang berdampak besar seperti bersepeda, jogging, atau ski lintas alam, untuk memacu denyut jantung mereka hingga 85-95 persen kapasitasnya (diikuti dengan empat menit atau lebih aktivitas santai, misalnya berjalan).
Selama lebih dari 129.000 jam peserta menghabiskan waktu berlatih dengan intensitas sedang, satu orang meninggal karena serangan jantung. Sedangkan setelah 46.000 jam berlatihan dengan intensitas tinggi, dua orang mengalami serangan jantung, namun selamat.
“Kami menemukan, kedua tipe jenis latihan tersebut melibatkan angka kejadian yang rendah. Saya pikir (latihan intensitas tinggi) seharusnya dipertimbangkan untuk pasien penyakit jantung koroner,” kata Rognmo.
Namun ia dan rekan-rekannya menuliskan bahwa perbedaan jumlah serangan jantung terlalu kecil untuk disimpulkan apakah latihan dengan intensitas tinggi lebih berbahaya dari pada latihan dengan intensitas yang lebih rendah.
“Saya pikir, kami ada di jalur yang benar. Namun sebelum hal ini dijadikan rekomendasi standar, mari peroleh data keselamatan kita,” kata Steven Ketevian, direktur kardiologi preventif di Rumah Sakit Henry Ford di Michigan, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.
“Hasil studi terkini mengindikasikan bahwa risiko terjadinya serangan jantung tetap rendah, baik setelah menjalani latihan intensitas tinggi maupun sedang,” ungkap Oelvind Rognmo ketua peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Norwegia.
Rognmo menyatakan, ada banyak bukti yang menyatakan semakin keras berlatih, makin banyak manfaatnya bagi fungsi kardiovaskular. Tim yang dipimpin Rognmo ingin melihat apakah pasien penyakit jantung memeroleh manfaat dari latihan intensitas tinggi. Meski begitu, perlu menjadi perhatian bagi pasien penyakit jantung bahwa semakin besar tenaga yang dikeluarkan dapat meningkatkan resiko kerusakan jantung.
Rognmo dan rekan-rekannya melacak 4.846 pasien di pusat rehabilitasi jantung di Norwegia yang menjalani latihan aerobik lebih dari 170.000 jam. Lebih dari 129.450 jam dihabiskan untuk latihan dengan intensitas sedang dan sisanya dengan latihan intensitas tinggi. Semua pasien orang dalam studi tersebut ikut serta pada kedua jenis latihan tersebut.
Latihan berintensitas sedang termasuk di antaranya satu jam berjalan atau latihan lainnya yang memacu 60 hingga 70 persen denyut jantung maksimal perserta. Sedangkan dalam intensitas tinggi, peserta berlatih dengan interval empat menit yang berulang, dengan pilihan latihan yang berdampak besar seperti bersepeda, jogging, atau ski lintas alam, untuk memacu denyut jantung mereka hingga 85-95 persen kapasitasnya (diikuti dengan empat menit atau lebih aktivitas santai, misalnya berjalan).
Selama lebih dari 129.000 jam peserta menghabiskan waktu berlatih dengan intensitas sedang, satu orang meninggal karena serangan jantung. Sedangkan setelah 46.000 jam berlatihan dengan intensitas tinggi, dua orang mengalami serangan jantung, namun selamat.
“Kami menemukan, kedua tipe jenis latihan tersebut melibatkan angka kejadian yang rendah. Saya pikir (latihan intensitas tinggi) seharusnya dipertimbangkan untuk pasien penyakit jantung koroner,” kata Rognmo.
Namun ia dan rekan-rekannya menuliskan bahwa perbedaan jumlah serangan jantung terlalu kecil untuk disimpulkan apakah latihan dengan intensitas tinggi lebih berbahaya dari pada latihan dengan intensitas yang lebih rendah.
“Saya pikir, kami ada di jalur yang benar. Namun sebelum hal ini dijadikan rekomendasi standar, mari peroleh data keselamatan kita,” kata Steven Ketevian, direktur kardiologi preventif di Rumah Sakit Henry Ford di Michigan, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.
Category Article Jantung, Kesehatan, Penyakit, Tips, Tips Kesehatan, Tips Sehat
Diberdayakan oleh Blogger.
Label
- Amenore (1)
- Anak-Anak (24)
- Asam Urat (1)
- Asma (6)
- Autisme (2)
- Batuk (2)
- Broncitis (2)
- Diabetes (3)
- Diare (1)
- Diet (7)
- Gigi (3)
- Ginjal (1)
- Haid (1)
- Hati (1)
- Info Sehat (152)
- Jantung (18)
- Kanker (17)
- Katarak (2)
- Kesehatan (149)
- Kista (1)
- Kulit (2)
- Manfaat (58)
- Masalah Anak (17)
- Masalah Pria (30)
- Masalah Wanita (64)
- Mata (1)
- Payudara (17)
- Penis (1)
- Penyakit (83)
- penyakit Dalam (19)
- Pneumonia (1)
- Pria (29)
- Prospat (5)
- Seks (1)
- Stroke (1)
- Tekanan Darah Tinggi (3)
- Tips (145)
- Tips Kesehatan (158)
- Tips Sehat (164)
- Usus (1)
- Usus Besar (1)
- Wanita (56)
Artikel Terfavorit
-
Miksi adalah proses pengeluaran urine. Urine dari ureter secara konstan masuk ke dalam kandung kemih. Ketika terdapat 200 sampai 300 ml uri...
-
Sistem sirkulasi memiliki 3 komponen: Jantung yang berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul g...
-
DEFINISI Hydrocele adalah penumpukan cairan pada selaput yang melindungi testis atau testes. PENYEBAB Hydrocele bisa ada ketika lahir a...
-
Amankah Makanan yang Kita Santap? Sering kali, banyak di antara kita mengabaikan bahaya dari makanan yang disantap. Namun, setiap tahun, b...
-
DEFINISI Massa Skrotum adalah suatu benjolan atau pembengkakan yang bisa dirasakan di dalam skrotum (kantung zakar). Massa skrotum yang...
-
Hipoglikemia paling sering ditemukan pada penderita diabetes dibandingkan karena penyebab nondiabetes. Faktor pencetus hipoglikemia pada pen...